Apr 16, 2011

Hidup adalah Ber-Karma

Om Swastiastu...

Mengutip dari buku agama ketika SMP dulu tentang Panca Sradha, dimana salah satu bagiannya menceritakan tetang filosofi Karma dalam Hindu..Desinisi karma secara singkat di jelaskan sebagai berikut : Hukum Karma hanya menetapkan hubungan sebab dan akibat, perbuatan dan hasil. Ibarat kita menanam pohon. Pahit atau manis buah yang kita petik tergantung dari pohon yang kita tanam. Itulah mengapa, bagaiman karma kita yang menentukan seperti apa nasib kita nantinya..bersyukur juga saya menjadi Hindu, yang tidak di doktrin dengan adanya TAKDIR, yang hanya akan membuat saya menjadi begitu pasrah dengan kuasa TUHAN. Namun yang menarik dari penjabaran tentang karma tersebut, ketika membahas mengenai Jarak waktu yg berlaku dalam karma seperti berikut :
Berdasarkan jarak waktu antara perbuatan dilakukan dan hasilnya diterima, terdapat tiga jenis Hukum Karma :
1. Perbuatan yang hasilnya langsung diterima dalam kehidupan kita sekarang disebut Prarabda.
2. Perbuatan dalam hidup kita sekarang yang hasilnya kita terima dalah hidup atau kelahiran yang akan datang disebut Sanchita.
3. Perbuatan yang kita lakukan dalam hidup kita terdahulu yang hasilnya baru kita terima sekarang disebut Kriyamana.
Ternyata kewajiban kita berkarma tidak hanya untuk saat ini saja, tetapi juga sampai pada keturunan kita nantinya..atau kita masih memiliki kaitan yang kuat terhadap karma dari orang tua kita..Benar jika Ibu saya selalu memberi nasihat bahwa : "Jika ingin menghasilkan kue yang baik, buatlah dari bahan-bahan yang berkualitas serta cetakan yang bagus dan tentu saja di sertai dengan pengetahuan yg baik". Maksudnya adalah : Jika ingin menghasilkan keturunan-keturunan yang berkualitas dan baik, maka sepatutnya di lahirkan dari orang tua yang berkualitas dan baik pula...Ibu saya pun selalu mengingatkan, "Ibu selalu berusaha membangun rumah tangga dan keluarga dengan karma yang baik, dng harapan ibu pun akan menanamkan phala(hasil) yang baik kepada seluruh keturunan ibu"..Baru ku pahami bahwa : tugas Orang tua adalah membangun Jalan yg baik utk keturunannya, apakah jalan tersebut akan dilalui atau tidak semua adalah kembali kepada karma anak-anaknya nanti...
Senang rasanya, secara perlahan mampu memahami semua ini, tidak salah ternyata jika selama ini keyakinan yang saya miliki sebagai seorang Perempuan Bali yang beragama Hindu, selalu ingin belajar dan bersekolah sampai saya mati..Dengan harapan, agar anak-anak ku nanti menjadi manusia Hindu yang cerdas dan mampu menentukan karmanya dengan penuh tanggung jawab..Awignamastu...
Karena Karma juga mengajarkan bahwa keyakinan kita yang akan membentuk karma kita jika kita lakukan itu secara sadar...Hhhmmm..Hidup adalah Ber-Karma..mau seperti apa karma kita, semua pilihan ada di tangan kita masing-masing...mari ber-karma teman-teman Hinduku...

Om Santi Santi Santi Om...

Salam;
"Geg Yuke"

Mar 31, 2011

“Belajar dari falsafah RODA”

Secara History, Roda memang melewati begitu banyak proses, sehingga mencapai bentuknya yang benar-benar BULAT dan disepakati oleh jutaan umat di dunia..Dan saya pribadi pun menyukai bentuk terbaiknya saat ini, yaitu BULAT tanpa sudut sedikitpun. Setidaknya, dengan bentuk terbaiknya tersebut, akan memudahkan geraknya untuk menuntaskan kewajibannya melalui jarak yg harus di tempuh karena tidak ada sudut yang akan membatasi fleksibilitas fungsinya…

Melihat perputaran Roda, mengingatkan saya seperti perputaran waktu yang harus saya lalui dalam setiap Karma yang saya lakukan..Apalagi Ibu saya selalu berpesan : Hidup adalah Ber-Karma dan Karma manusia akan terus berjalan. Melihat Roda yang selalu berputar pula, saya seperti belajar tentang Perubahan, Kekuatan, Konsistensi serta Ketekunan..Mungkin masih banyak lagi yang mampu di pelajari, namun karena saya menyakini bahwa hidup adalah proses pembelajaran, maka saya pun yakin, suatu saat nanti akan mampu mempelajari tentang falsafah Roda jauh lebih banyak lagi..

Berangkat pemahaman yang dihasilkan oleh alam berfikir, ada harapan yang menyertai setiap hasil pemikiran tersebut yaitu “ Semoga mampu semakin mendewasakan saya..”. Hal pertama yang ingin saya lihat dari Roda yaitu :

  1. Perubahan : Saya sangat mengagungkan makna Perubahan. Ada sebuah buku yang selesai saya baca, tentang Metodologi Komunikasi, dalam buku tersebut saya di ingatkan tentang keabadian dari perubahan, bahwa tidak ada yang hakiki selain berubahan tersebut. Yang pada akhirnya, saya pun bisa belajar dari sebuah Roda yang terlihat. Roda mengajarkan saya tentang Nilai Perubahan, yang diperjelas dari sebuah pepatah : Roda itu berputar, kadang di atas kadang di bawah. Begitulah kehidupan, ketika hari ini kita sedih, maka kita diingatkan oleh makna perubahan, bahwa masih ada pilihan lainnya yg dapat dipilih yaitu kesenangan..sama halnya ketika kali ini kita Jatuh, maka perubahan mengingatkan kita untuk bangkit dan berdiri sebagai pilihan yang berbeda. Bukan hanya itu Saja, Roda juga mengajarkan kita tentang nilai perubahan lainnya, dimana saat Roda berputar meng-fungsikan dirinya, maka ada pergerakan yang dialaminya membuat sang Roda harus berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu titik ke titik lainnya, dari satu fase ke fase lainnya, dari satu moment ke moment lainnya, dan begitu pulalah hidup, yang selalu bergerak untuk menciptakan dan memaknai hakikat perubahan.
  2. Kekuatan : Saya belajar banyak tentang Kekuatan dari Roda. Dia memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi terhadap medan apapun. Dengan bentuk Terbaik yang dimilikinya, dia selalu melakukan yang terbaik untuk si pemberi tenaga. Roda selalu bertahan dalam fungsinya, tanpa pernah ia berfikir untuk sesekali berada di atas untuk menaikkan pangkat ataupun derajatnya. Karena Roda selalu di Bawah, selalu melayani, dan selalu memberikan yang terbaik kepada siapapun. Dengan Kekuatan melayani serta berarti untuk orang lain, Roda telah mampu menaikan derajat kehidupannya sendiri..Itulah hakikat hidup yang saya yakini, Kekuatan diri bukan terletak dari identitas yang kita miliki, tetapi bagaimana kita mampu melakukan dan memberikan yang terbaik yang kita miliki terhadap si pemberi kehidupan.
  3. Konsistensi : Roda Mengajarkan Nilai Konsistensi..Saya mencoba untuk belajar dari Roda, ketika Ia harus menyelesaikan perjalanan yang Ia tempuh..Roda, begitu konsisten dengan tugas, kewajiban, wewenang serta kapasitasnya sebagai Roda. Roda hanya berhenti jika si pemberi tenaga menginginkannya dan Roda pun berusaha untuk menyelesaikan tugasnya, disaat Ia kepanasan, kedinginan bahkan dlm kondisi yang tidak memungkinkan sekalipun. Roda hanya berfikir, bahwa Ia harus menyelesaikan apa yang menjadi tugasnya..Roda begitu konsisten dengan semua kewajiban yang menyertai segala Identitas yang dimiliki sang Roda.
  4. Ketekunan : Tentu, saya bisa melihat nilai ketekunan dari Sang Roda. Kekerasan niat yg tinggi untuk mengabdi kepada si pemberi Tenaga serta Kesungguhannya untuk selalu memberikan yang terbaik adalah referensi ketekunan dari sang Roda. Seberat apapun beban yang harus di embannya, Roda selalu meyakini hatinya bahwa Ia akan bisa menyelesaikan kewajiban ini, bahwa Ia akan bisa menyelesaikan jarak yang harus di tempuhnya..Demikian pula dengan kesungguhannya, selalu berusaha melakukan yg terbaik dalam kondisi apapun, di medan apapun, dalam kondisi dan suasana apapun selalu tidak pernah memudarkan niat kesungguhannya untuk selalu memberikan yang terbaik kepada si pemberi tenaga…

Semoga kita bisa belajar lebih banyak lagi dari sang Roda. Mohon maaf jika dalam tulisan ini saya menggunakan kata Sang utk mengawali kata Roda. Karena saya selalu menganggap Roda hidup di hati saya, sehingga saya bisa belajar lebih banyak lagi darinya..Terima kasih..mohon kritikannya…J